This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Jumat, 02 Januari 2015

SURVEY SEBAGAI INSTRUMEN PENYELIDIKAN DALAM PENELITIAN



SURVEY SEBAGAI INSTRUMEN PENYELIDIKAN DALAM PENELITIAN
Sarmistha Rina Majumdar
Resume

Metodologi survei digunakan untuk membantu menyelidiki pendapat individu, sikap serta perilaku, dan mengumpulkan informasi tentang demografi dan berbagai topik lain yang menarik untuk diteliti. Khusus dalam administrasi publik, peneliti menggunakan metodologi survei untuk mengumpulkan informasi tentang nilai-nilai kerja dan komitmen organisasi antara individu dalam organisasi publik, pendapat orang tentang kebijakan publik dan untuk mengukur tingkat kepuasan terhadap barang dan jasa publik.
Dalam studi administrasi, metodologi dimasukkan kedalam penelitian nonexperimental yang digunakan untuk mengumpulkan informasi dari administrator dan warga untuk memeriksa kebijakan atau efektivitas program dan untuk mengatasi manajerial dan lainnya kekhawatiran dalam sebuah organisasi. (Dillon, 2006). Penelitian survey dikenalkan oleh Marx pada tahun 1880 yang menggunakan kuesioner untuk menyelidiki ekploitasi pekerja oleh majikan, selain itu digunakan pula dalam meneliti etika dalam agama dan terus berkembang dari berbagai aspek metodelogi.
1.      Tahapan Survey
Tahapan survey dibagi sebagai berikut :
a.      Perumusan Tujuan
Peneliti pertama kali harus memutuskan apa tujuan sebenarnya dari survei. Setelah ditetapkan, tujuan harus jelas dan tepat dinyatakan karena memakan waktu. Perlu meluangkan waktu untuk tahap mengerjakan tahap selanjutunya terutama pertanyaan penelitian.
b.      Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian digunakan untuk mengidentifikasi variabel dan mengumpulkan informasi spesifik dan konkret terkait dengan variabel penelitian. pertanyaan penelitian perlu dinyatakan sejelas mungkin yang digunakan untuk menandai batas-batas proyek, mempertahankan fokus dan memandu pengumpulan data dan analisis proses keseluruhan (Punch, 2003).
c.       Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian survey berkisar dari individu untuk setiap unsur yang menarik bagi peneliti. Misalnya mengumpulkan informasi mengenai tingkat kejahatan kota, kota menjadi unit analisis.
d.      Sampel
Sampel mengacu kepada bagian dari populasi, Sampel dapat berupa probabilitas atau sampel nonprobability. Dalam sampel probabilitas, semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih. Sampel probalitas yang acak memungkinkan menghindari bias yang baik sadar dan bawah sadar dalam pemilihan elemen (Babbie, 1998).
e.       Desain Survey
Dalam memilih desain survey ditentukan oleh tujuan dari survey itu sendiri. Misalnya tujuannya untuk deskripsi waktu dan hubungan antar variabel maka desain cross sectional yang dipakai. Beberapa desain survey diantaranya desain cross sectional, longitudinal dan kohort.
f.        Koesioner
Koesioner suatu penelitian survey berkaitan dengan pertanyaan penelitian, variabel yang akan dikumpulkan perlu diidentifikasi dan diikuti dengan definisi operasional. Hal ini membantu dalam pengumpulan data yang relevan untuk variabel yang bersangkutan. Dalam suatu koesioner bisa berisi pertanyaan dan pernyataan yang relevan dengan topik, selain itu koesioner dapat dikembangkan dari laporan sebelumnya yang mirip, tujuannya untuk membandingkan kondisi sebelumnya dan yang sekarang.
g.      Pretest dan Pilot Study
Pretest diartikan sebagai tes awal dari satu atau lebih komponen survey. Pretest digunakan untuk mengungkap masalah yang tersembunyi sebelum survey. Pretest digunakan untuk meminimalkan hambatan dalam proses pengumpulan data. Studi percontohan atau pilot study dianggap sebagai survey mini yang melibatkan seluruh instrumen penelitian dengan menggunakan sampel yang kecil.

2.      Pengumpulan data
Pengumpulan data membutuhkan pemilihan mode pengumpulan data dan pengembangan formulir pengumpulan data di mana data mentah dimasukkan. Pengumpulan data dibagi kedalam dua fase, yang pertama adalah metode dalam pengumpulan data dan entri data.
a.      Metode pengumpulan data
Pada awalnya pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan koesioner, seiiring dengan perkembangan teknologi, pengumpulan data dapat dilakukan via telepon dan internet. Semua cara pengumpulan data memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing sesuai dengan waktu dan dana yang tersedia.
b.      Entri data
Entri data merupakan tahap selanjutnya dari informasi yang telah dikumpulkan. Data harus segera ditampilkan sedemikian rupa agar mudah dipahami dan dapat diakses setiap saat untuk kegiatan statistik seperti SPSS, Exel maupun software lainnya.

3.      Respon
Respon diartikan sebagai tanggapan dari sampel penelitian atas survey yang dilakukan. Tingkat respon dihitung sebagai persentase dari sampel yang telah menjawab pertanyaan. Tujuannya untuk mengevaluasi upaya pengumpulan data dan dapat bervariasi dari satu metode pengumpulan data untuk lain. Dalam setiap survei sering terjadi responden yang tidak merespon pertanyaan, untuk menguranginya peneliti perlu menjelaskan sejelas mungkin tentang isi sirvey agar menarik minat responden dalam topik survey.

4.      Etika dalam Penelitian Survey
Etika dalam penelitian survey berguna untuk menghindari adanya pihak yang merasa dirugikan dari adanya survey. Peneliti memiliki kewajiban terhadap responden terutama yang berkaitan dengan hasil survey harus bisa diakses oleh umum.   
tidak boleh ada paksaan dalam upaya pengumpulan data. Responden harus sadar siapa yang melakukan survey, sponsor dan tujuan singkat dari penelitian yang bersangkutan.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan metode penelitian survey dapat digunakan dalam upaya pengumpulan data. Dalam membuat penelitian survey dibutuhkan kesabaran dan waktu yang panjang dalam hal perencanaan dan koesioner itu sendiri. Metode yang digunakan dalam penelitian survey bermacam-macam tergantung dari bagaimana penerapannya serta waktu dan biaya yang dimiliki.
Kelemahan dari penelitian survey adalah survey dapat gagal menangkap informasi yang diinginkan akibat dari desain yang digunakan salah, salah dalam responden dan gagal mencapai jumlah responden yang diinginkan dalam waktu yang tepat. Selain itu pemilihan topik juga menentukan responden berminat atau tidak mengikuti survey yang bersangkutan. Administrasi survei membutuhkan ketekunan dan penggunaan keterampilan sosial untuk menjangkau responden agar memiliki rasa tanggung jawab untuk berpartisipasi.

Sumber : Sarmistha Rina Majumdar. (2007) Using the Survey as an Instrument of Inquiry in Research (Handbook of research Methods In Public Administration). Pennsylvania:CRC Press

Kamis, 01 Januari 2015

Paradigma Modernisasi Jan Nederveen Pieters & Richard Peet


Paradigma Modernisasi
Jan Nederveen Pieters & Richard Peet
oleh
Rahadi Cipto Utama

Paradigma tentang medernisasi terus berkembang sesuai dengan perubahan waktu dan kondisi. Eropa pada awalnya menganut konsep renaissance, masyarakat eropa yang berlapis-lapis baik suku, kerajaan dan lainnya lebih kompleks dibandingkan dengan amerika yang menganut konsep pencerahan. Edward Shils dalam Pieters menilai bahwa modernisasi identik dengan westernisasi dimana modern adalah menjadi kebarat-baratan, hal ini memberikan standar dan model yang jelas untuk membentuk Negara yang modern. Modernisasi mengadopsi politik lembanga-lembaga barat, bagaimana lembaga itu bekerja di Negara yang belum modern tergantung pada lembaga tersebut dan bagaimana westernisasi bekerja di Negara tersebut.  Hal yang tidak jauh berbeda diungkapkan dalam pieters dimana menjelaskan bahwa teori modernisasi merupakan evolusi dari perkawinan evolusionisme dan fungsionalisme, dengan modernisasi dikonseptualisasikan baik sebagai variabel kritis atau teori dikotomis. Contoh dari teori modernisasi adalah rasionalisasi dan industrialisasi. Bagaimana memandang rasionalitas sebagai suatu kemajuan dalam pembangunan serta bagaimana pembangunan industri menjadi sumber ekonomi utama bangsa-bangsa Eropa.

Pembangunan sebagai suatu modernisasi melihat krisis pembangunan sebagai paradigma memanifestasikan dirinya sebagai krisis modernisme di barat dan krisis pembangunan di selatan. Modernitas semakin dipandang sebagai teori dan praktek yang lebih eksklusif daripada inklusif. Lingkaran yang mempesona dari prestasi dan kesuksesan, semakin terlihat di media dan iklan, menuntut sebuah biaya yang tinggi dan tidak melibatakan banyak kaum marjinal. Teori modernisasi dijabarkan dalam sebuah sistem global kedalam (1) pusat kemajuan modern (2) batas-batas keterbelakangan tradisional, dengan pusat yang menunjukan batas-batas masa depan mereka. Bagaimana mengembangkan masyarakat adalah dapat diukur dalam hal Indeks kesamaan dengan karakteristik masyarakat industri modern. Teori modernisasi bertanya apa faktor yang menghambat masyarakat awam  ke model industri ini, apa yang kondisi dan mekanisme transisi dari sosial tradisional untuk modernnya? Dengan parsons, masyarakat tradisional dipandang sebagai dibatasi oleh lingkungan mereka dapat menguasai. Juga, demikian pula, masyarakat modern yang luas, mampu mengatasi kisaran yang melebar dari lingkungan dan masalah.

Lebih khusus lagi, dalam bidang ekonomi, modernisasi berarti spesialisasi kegiatan ekonomi dan peran kerja dan pertumbuhan pasar; dalam organisasi sosial-spasial, modernisasi dimaksudkan urbanisasi, mobilitas, fleksibilitas, dan penyebaran pendidikan;dalam bidang politik, modernisasi berarti penyebaran demokrasi dan melemahnya elit tradisional; dalam lingkup budaya, modernisasi berarti tumbuh perbedaan antara berbagai budaya dan sistem-sistem nilai (misalnya, pemisahan antara agama dan filsafat), sekularisasi dan munculnya inteligensia baru Secara umum, masyarakat modern yang dapat menyerap perubahan dan menjamin pertumbuhan yang berkelanjutan mereka sendiri.
Dalam pendekatan modernisasi ekonomi, penekanannya adalah pada perbedaan sosial dan budaya yang luas antara masyarakat modern dan tradisional,  pemahaman tentang perbedaan-perbedaan ini menjadi dasar kebijakan pembangunan. Selain pendekatan ekonomi, modernisasi juga dilihat dari pendekatan psikologis yang melihat dua sisi perbedaan masyarakat tradisional dan masyarakat modern. perbedaan kepribadian manusia terhadap kemajuan teknologi dan perubahan sosial. Manusia modern yang tercerahkan ditandai dengan sifat-sifat seperti rasionalitas, abstractness pengetahuan, berpikir ilmiah, dan urbanitas.

Perbedaan antara masyarakat Tradisional dan Modern dalam Peet sebagai berikut :
Tradisional
Modern
Tidak mau menerima ide baru
Terbuka terhadap pengalaman baru
Berakar pada tradisi
Berorientasi pada perubahan
Hanya tertarik pada hal-hal langsung
Tertarik pada dunia luar
Menolak pendapat yang berbda
Menerima perbedaan pendapat
Tidak tertarik dengan informasi baru
Ingin mencari informasi baru
Berorientasi pada masalalu
Berorientasi pada masa sekarang
Jangka pendek
Perencanaan nilai
Tidak percaya terhadap orang lain
Mempercayai orang untuk memenuhi kewajiban
Mencurigai teknologi
Nilai keterampilan teknis
Menempatkan nilai yang tinggi terhadap agama
Menempatkan nilai yang tinggi pada pendidikan dan ilmu pengetahuan
Hubungan patron klien
Menghormati orang lain
Partikularstik
Universalistik
Fatalistk
optimistik

Secara singkat, pembangunan ekonomi berasal dari pertumbuhan kepribadian modern. Orang-orang mengembangkan kebutuhan tinggi untuk mencapai yang puas dengan perilaku inovatif. Pembangunan berarti mengubah bentuk sosial khas kepribadian dan mengubah sikap terhadap westernisasi, pendidikan, sekularisasi, paparan media global, dan sebagainya.

Kritik terhadap modernisasi

Teori modernisasi ini mengungkapkan bahwa eropa memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh Negara lain yakni pada pada bentuk geografis dalam batasan lingkungan, menegaskan bahwa Eropa menjadi dominan karena mempunyai karakteristik alam yang unggul, terutama kecerdasan alami yang besar. Kiblat terhadap eropa yang awalnya dinilai sebagai keunggulan geografis dkritik oleh Blaut yang menyatakan Eropa tidak unggul ke daerah lain sebelum tahun 1492, kolonialisme dan kekayaan dijarah dari masyarakat Dunia Ketiga (bukan rasionalisasi) adalah faktor-faktor dasar yang mengarah meningkatnya negara-negara Eropa.
Teori modernisasi dikritisi dari konsep  yang difokuskan pada pada konsep Rostow yaitu proses universal dari modernisasi (itu berarti, sejarah tidak dapat berubah tetapi akan sama di setiap tempat dan waktu), ide nya tentang tahapan untuk pembangunan (konsumsi massa yang tinggi) dan etnosentrisnya (setiap orang harus mengikuti orang Inggris dan Amerika). Ekonomi dan etika pada awalnya dinilai mampu mengurangi angka kemiskinan ekstem di dunia. Dengan bantuan ekonomi dari Negara maju terhadap Negara miskin di dunia ketiga diharapkan masyarakat mampu menjejakkan kaki ke anak tangga pembangunan. Namun kritik terhadap pernyataan ini adalah sangat diragukan bahwa bantuan asing dapat menghentikan kemiskinan. Tentang etika yang diungkapkan Sachs menyatakan bahwa manfaat dan bantuan luar negeri semua ditujukan pada kepentingan mereka sendiri, negara-negara kaya berinvestasi di negara miskin demi keamanan mereka sendiri, untuk mencegah pemerintahan yang gagal. Untuk mencegah orang miskin menjadi teroris.
Kesimpulannya dari paradigma modernisasi yang diungkapkan dalam Richard Peet dan Pieters  adalah moderniasi memang membawa dampak besar dalam perubahan struktur masyarakat, masyarakat yang ingin maju membuka perbatasan dan membiarkan adanya perubahan didalamnya. Masyarakat menjadi bagian dari dari sistem kapitalisme global, harus mendorong perusahaan multinasional, teknologi maju, dan kegiatan ekonomi berbasis ekspor serta harus menarik bantuan dari negara dan privatisasi, dan memungkinkan pasar untuk melaksanakan disiplin ekonomi. Modernisasi dapat diatasi melalui alternatif yang lebih meyakinkan dan persuasif, alternatif diambil dari sudut pandang kelompok-kelompok yang didasasarkan pada kritik terhadap konsep pembangunan.

Teori Ketergantungan


Teori Ketergantungan

1.      Gagasan teori ketergantungan

Dependensi atau ketergantungan berawal dari krisis teori Marx ortodoks di Amerika Latin. Menurut Marxsis ortodoks, Amerika Latin harus melihat tahap revolusi industri "borjuis" sebelum melampaui revolusi sosialisasi proletar. Beberapa tokoh dari teori ketergantungan antara lain Theotonio Dos Santos, Raul Prebisch, Paul Baran dan Andre Gunder Frank. Theotonio Dos Santos menjelaskan teori ketergantungan adalah keadaan di mana kehidupan ekonomi negara tertentu dipengaruhi oleh perkembangan dan ekspansi dari kehidupan ekonomi negara lain. Negara tersebut tersebut hanya berperan sebagai penerima akibat saja. Dari pengertian tersebut dapat ditarik garis besar bahwa ada pola ketergantungan antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya dalam kehidupan berbangsa di dunia. Teori Dependensi lebih menitik beratkan pada persoalan keterbelakangan dan pembangunan negara dunia ketiga dimana dalam hal ini teori dependensi menjelaskan bagaimana Negara pinggiran atau dunia ketiga dalam menghadapi hegemoni ekonomi, politik, budaya dan intelektual dari negara maju. Bila negara pusat berkembang, maka negara pinggiran ikut berkembang (perkembangan yang tergantung) Ada tiga macam ketergantungan menurut Dos Santos yaitu ketergantunan colonial, ketergantungan finansial industri dan ketergantungan teknologi industri. Lebih lanjut Dos Santos menjelaskan teori ketergantungan memahami bagaimana hubungan antara :
         Core vs periphery
         Metropolitan vs satelite
         Developed countries vs backward countries
         Developed countries vs underdeveloped countries

Hubungan antara negara-negara pusat dan pinggiran ini dikatakan sebagai hubungan saling ketergantungan, dimana kedua belah pihak ada dalam posisi saling membutuhkan. Namun yang menjadi pertanyaan utama adalah apakah derajat ketergantungan antar Negara tersebut sama ? Derajat ketergantungan antara negara pusat dan negara pinggiran berbeda. Negara-negara pinggiran jelas lebih tergantung kepada negara-negara pusat, daripada sebaliknya, apabila ekonomi mereka sedang bergerak maju, bisa terjadi bahwa ekonomi negara-negara pinggiran juga bisa ikut bergerak maju, tetapi apabila negara-negara pusat sedang mengalami kesulitan, sudah dapat dipastikan bahwa negara-negara pinggiran akan mengalami kesulitan. Hal tersebut sebaliknya tidak terjadi, apabila negara-negara pinggiran sedang mengalami kesulitan, tidak berarti bahwa negara-negara pusat juga akan terkena dampaknya. Hal tersebut dikarenakan ekonomi negara-negara pusat tidak tergantung pada negara-negara pinggiran.
Tokoh lain tentang teori ketergantungan adalah Raul Prebisch yang mengungkapkan Teori pembagian kerja secara Internasional, yang didasarkan pada teori keunggulan komparatif (comparative advantage) telah menyebabkan negara di dunia melakukan spesialisasi produksinya. Negara pusat (center) menghasilkan barang industri, sedangkan negara pinggiran (periphery) memproduksi hasil pertanian. Namun permasalahannya adalah Negara yang memproduksi pertanian menjadi miskin, alasannya adalah ada penurunan nilai tukar komoditi pertanian terhadap  barang industri, barang industri semakin mahal dibanding hasil pertanian, akibatnya terjadi defisit pada neraca perdagangan negara pertanian bila berdagang dengan negara industri.

2.      Rekomendasi Teori Ketergantungan
Hubungan saling ketergantungan yang lebih menguntungkan Negara pusat daripada Negara pinggiran memunculkan gagasan-gagasan baru yang tujuannya mengurangi ketergantungan Negara pinggiran terhadap Negara pusat. Salah satu tawaran dikemukakan oleh Raul Prebisch. Adapun tawarannya sebagai berikut :
         Melakukan subsitusi import
Negara-negara yang terbelakang harus melakukan industrialisasi, bila mau membangun dirinya, industrialisasi ini dimulai dengan Industri Substitusi Impor (ISI). ISI dilakukan dengan cara memproduksi sendiri kebutuhan barang-barang industri yang tadinya di impor untuk mengurangi bahkan menghilangkan penyedian devisa negara untuk membayar impor barang tersebut.
         Melindungi baby industry melalui kebijakan proteksi
Industri kecil yang baru lahir harus dilindungi agar tidak tergusur dengan industri besar yang sudah lebih dulu muncul.
         Tetap berpegang pada free market tetapi dengan intervensi Negara
Ekspor bahan mentah tetap dilakukan untuk membeli barang-barang modal (mesin-mesin industri), yang diharapkan dapat mempercepat indrustrialisasi dan pertumbuhan ekonomi. Campur tangan pemerintah merupakan sesuatu yang sangat penting untuk membebaskan negara-negara pinggiran dari rantai keterbelakangan.

Rekomendasi lain tentang teori ketergantungan datang dari Andre Gunder Frank yang menyatakan bahwa hubungan negara pinggiran dengan negara pusat pasti menghasilkan pembangunan keterbelakangan atau the development of underdevelopment. Frank menyatakan bahwa Negara Negara pinggiran harus memutuskan hubungan dengan Negara pusat agar bisa maju dan berkembang. Frank juga menyatakan bahwa keterbelakangan bukan suatu kondisi alamiah dari sebuah masyarakat, bukan juga karena masyarakat itu kekuranagan modal. Keterbelakangan merupakan sebuah proses ekonomi, politik dan sosial yang terjadi sebagai akibat globalisasi dari sistem kapitalisme

3.      Kritik terhadap teori ketergantungan
Salah satu kritik dari kelompok teori liberal robert A. Packenham, dia menyebutkan teori ketergantungan memiliki kelebihan diantaranya :
  1. Teori ketergantungan menekankan aspek internasional dari pembangunan nasional dinegara-negara amerika latin.
  2. Teori ketergantungan mempersoalkan akibat dari politik luar negeri negara-negara industri terhadap negara-negara pinggiran.
  3. Teori ketergantungan membahas proses internal dari perubahan perubahan di negara-negara pinggiran dengan mengaitkannya pada politik luar negeri negara-negara maju
  4. Teori ketergantungan menekankan kegiatan sektor swasta dalam hubungannya dengan kegiatan dengan perusahaan-prusahaan multi nasional, disamping pada kegiatan sektor publik seperti bantuan luar negeri dan diplomasi politik.
Menurut packenham ketergantungan tidak cukup diukur dengan konsep ada atau tidak adanya gejala tersebut, dia harus diketahui derajatnya, sehingga bisa kita ketahui apakah sebuah negara mengalami kemajuan, atau kemunduran dalam tingkat ketergantungan. Untuk ini perlu dipakai perhitungan kualitatif. Lebih lanjut Packenham memberikan kritik terhadap teori ketergantungan sebagai berikut :
         Sumber keterbelakangan suatu negara karena faktor luar
         Tidak melihat dinamika di negara berkembang
         Hanya menyalahkan kapitalisme
         Perlu kejelasan konsep ketergantungan
         Tak dibahas bagaimans negara pinggiran melepaskan diri
         Mengasumsikan otonomi pasti baik
         Pesimisme terhadap nasionalisme.
         Mengasumsikan kepentingan negara industri dan pinggiran selalu berbeda.