Kamis, 01 Januari 2015

Teori Ketergantungan


Teori Ketergantungan

1.      Gagasan teori ketergantungan

Dependensi atau ketergantungan berawal dari krisis teori Marx ortodoks di Amerika Latin. Menurut Marxsis ortodoks, Amerika Latin harus melihat tahap revolusi industri "borjuis" sebelum melampaui revolusi sosialisasi proletar. Beberapa tokoh dari teori ketergantungan antara lain Theotonio Dos Santos, Raul Prebisch, Paul Baran dan Andre Gunder Frank. Theotonio Dos Santos menjelaskan teori ketergantungan adalah keadaan di mana kehidupan ekonomi negara tertentu dipengaruhi oleh perkembangan dan ekspansi dari kehidupan ekonomi negara lain. Negara tersebut tersebut hanya berperan sebagai penerima akibat saja. Dari pengertian tersebut dapat ditarik garis besar bahwa ada pola ketergantungan antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya dalam kehidupan berbangsa di dunia. Teori Dependensi lebih menitik beratkan pada persoalan keterbelakangan dan pembangunan negara dunia ketiga dimana dalam hal ini teori dependensi menjelaskan bagaimana Negara pinggiran atau dunia ketiga dalam menghadapi hegemoni ekonomi, politik, budaya dan intelektual dari negara maju. Bila negara pusat berkembang, maka negara pinggiran ikut berkembang (perkembangan yang tergantung) Ada tiga macam ketergantungan menurut Dos Santos yaitu ketergantunan colonial, ketergantungan finansial industri dan ketergantungan teknologi industri. Lebih lanjut Dos Santos menjelaskan teori ketergantungan memahami bagaimana hubungan antara :
         Core vs periphery
         Metropolitan vs satelite
         Developed countries vs backward countries
         Developed countries vs underdeveloped countries

Hubungan antara negara-negara pusat dan pinggiran ini dikatakan sebagai hubungan saling ketergantungan, dimana kedua belah pihak ada dalam posisi saling membutuhkan. Namun yang menjadi pertanyaan utama adalah apakah derajat ketergantungan antar Negara tersebut sama ? Derajat ketergantungan antara negara pusat dan negara pinggiran berbeda. Negara-negara pinggiran jelas lebih tergantung kepada negara-negara pusat, daripada sebaliknya, apabila ekonomi mereka sedang bergerak maju, bisa terjadi bahwa ekonomi negara-negara pinggiran juga bisa ikut bergerak maju, tetapi apabila negara-negara pusat sedang mengalami kesulitan, sudah dapat dipastikan bahwa negara-negara pinggiran akan mengalami kesulitan. Hal tersebut sebaliknya tidak terjadi, apabila negara-negara pinggiran sedang mengalami kesulitan, tidak berarti bahwa negara-negara pusat juga akan terkena dampaknya. Hal tersebut dikarenakan ekonomi negara-negara pusat tidak tergantung pada negara-negara pinggiran.
Tokoh lain tentang teori ketergantungan adalah Raul Prebisch yang mengungkapkan Teori pembagian kerja secara Internasional, yang didasarkan pada teori keunggulan komparatif (comparative advantage) telah menyebabkan negara di dunia melakukan spesialisasi produksinya. Negara pusat (center) menghasilkan barang industri, sedangkan negara pinggiran (periphery) memproduksi hasil pertanian. Namun permasalahannya adalah Negara yang memproduksi pertanian menjadi miskin, alasannya adalah ada penurunan nilai tukar komoditi pertanian terhadap  barang industri, barang industri semakin mahal dibanding hasil pertanian, akibatnya terjadi defisit pada neraca perdagangan negara pertanian bila berdagang dengan negara industri.

2.      Rekomendasi Teori Ketergantungan
Hubungan saling ketergantungan yang lebih menguntungkan Negara pusat daripada Negara pinggiran memunculkan gagasan-gagasan baru yang tujuannya mengurangi ketergantungan Negara pinggiran terhadap Negara pusat. Salah satu tawaran dikemukakan oleh Raul Prebisch. Adapun tawarannya sebagai berikut :
         Melakukan subsitusi import
Negara-negara yang terbelakang harus melakukan industrialisasi, bila mau membangun dirinya, industrialisasi ini dimulai dengan Industri Substitusi Impor (ISI). ISI dilakukan dengan cara memproduksi sendiri kebutuhan barang-barang industri yang tadinya di impor untuk mengurangi bahkan menghilangkan penyedian devisa negara untuk membayar impor barang tersebut.
         Melindungi baby industry melalui kebijakan proteksi
Industri kecil yang baru lahir harus dilindungi agar tidak tergusur dengan industri besar yang sudah lebih dulu muncul.
         Tetap berpegang pada free market tetapi dengan intervensi Negara
Ekspor bahan mentah tetap dilakukan untuk membeli barang-barang modal (mesin-mesin industri), yang diharapkan dapat mempercepat indrustrialisasi dan pertumbuhan ekonomi. Campur tangan pemerintah merupakan sesuatu yang sangat penting untuk membebaskan negara-negara pinggiran dari rantai keterbelakangan.

Rekomendasi lain tentang teori ketergantungan datang dari Andre Gunder Frank yang menyatakan bahwa hubungan negara pinggiran dengan negara pusat pasti menghasilkan pembangunan keterbelakangan atau the development of underdevelopment. Frank menyatakan bahwa Negara Negara pinggiran harus memutuskan hubungan dengan Negara pusat agar bisa maju dan berkembang. Frank juga menyatakan bahwa keterbelakangan bukan suatu kondisi alamiah dari sebuah masyarakat, bukan juga karena masyarakat itu kekuranagan modal. Keterbelakangan merupakan sebuah proses ekonomi, politik dan sosial yang terjadi sebagai akibat globalisasi dari sistem kapitalisme

3.      Kritik terhadap teori ketergantungan
Salah satu kritik dari kelompok teori liberal robert A. Packenham, dia menyebutkan teori ketergantungan memiliki kelebihan diantaranya :
  1. Teori ketergantungan menekankan aspek internasional dari pembangunan nasional dinegara-negara amerika latin.
  2. Teori ketergantungan mempersoalkan akibat dari politik luar negeri negara-negara industri terhadap negara-negara pinggiran.
  3. Teori ketergantungan membahas proses internal dari perubahan perubahan di negara-negara pinggiran dengan mengaitkannya pada politik luar negeri negara-negara maju
  4. Teori ketergantungan menekankan kegiatan sektor swasta dalam hubungannya dengan kegiatan dengan perusahaan-prusahaan multi nasional, disamping pada kegiatan sektor publik seperti bantuan luar negeri dan diplomasi politik.
Menurut packenham ketergantungan tidak cukup diukur dengan konsep ada atau tidak adanya gejala tersebut, dia harus diketahui derajatnya, sehingga bisa kita ketahui apakah sebuah negara mengalami kemajuan, atau kemunduran dalam tingkat ketergantungan. Untuk ini perlu dipakai perhitungan kualitatif. Lebih lanjut Packenham memberikan kritik terhadap teori ketergantungan sebagai berikut :
         Sumber keterbelakangan suatu negara karena faktor luar
         Tidak melihat dinamika di negara berkembang
         Hanya menyalahkan kapitalisme
         Perlu kejelasan konsep ketergantungan
         Tak dibahas bagaimans negara pinggiran melepaskan diri
         Mengasumsikan otonomi pasti baik
         Pesimisme terhadap nasionalisme.
         Mengasumsikan kepentingan negara industri dan pinggiran selalu berbeda.

0 komentar:

Posting Komentar