Paradigma Modernisasi
Jan Nederveen Pieters & Richard Peet
oleh
Rahadi Cipto Utama
Paradigma tentang medernisasi terus berkembang sesuai
dengan perubahan waktu dan kondisi. Eropa pada awalnya menganut konsep
renaissance, masyarakat eropa yang berlapis-lapis baik suku, kerajaan dan
lainnya lebih kompleks dibandingkan dengan amerika yang menganut konsep
pencerahan. Edward Shils dalam Pieters menilai bahwa modernisasi identik dengan
westernisasi dimana modern adalah menjadi kebarat-baratan, hal ini memberikan
standar dan model yang jelas untuk membentuk Negara yang modern. Modernisasi
mengadopsi politik lembanga-lembaga barat, bagaimana lembaga itu bekerja di
Negara yang belum modern tergantung pada lembaga tersebut dan bagaimana
westernisasi bekerja di Negara tersebut.
Hal yang tidak jauh berbeda diungkapkan dalam pieters dimana menjelaskan
bahwa teori modernisasi merupakan evolusi dari perkawinan
evolusionisme dan fungsionalisme, dengan modernisasi dikonseptualisasikan baik
sebagai variabel kritis atau teori dikotomis. Contoh dari teori modernisasi
adalah rasionalisasi dan industrialisasi. Bagaimana
memandang rasionalitas sebagai suatu kemajuan dalam pembangunan serta bagaimana
pembangunan industri menjadi sumber ekonomi utama bangsa-bangsa Eropa.
Pembangunan sebagai suatu modernisasi melihat krisis
pembangunan sebagai paradigma
memanifestasikan dirinya sebagai krisis modernisme di barat dan krisis
pembangunan di selatan. Modernitas
semakin dipandang sebagai teori dan praktek yang lebih eksklusif daripada
inklusif. Lingkaran yang mempesona dari prestasi dan kesuksesan, semakin
terlihat di media dan iklan, menuntut sebuah biaya yang tinggi dan
tidak melibatakan banyak kaum marjinal.
Teori
modernisasi dijabarkan dalam sebuah sistem
global kedalam (1) pusat kemajuan modern (2) batas-batas keterbelakangan
tradisional, dengan pusat yang menunjukan batas-batas masa depan mereka. Bagaimana mengembangkan
masyarakat adalah dapat diukur dalam hal Indeks kesamaan dengan karakteristik
masyarakat industri modern. Teori modernisasi bertanya apa faktor yang
menghambat masyarakat awam ke model industri ini, apa yang kondisi dan
mekanisme transisi dari sosial tradisional untuk modernnya? Dengan parsons,
masyarakat tradisional dipandang sebagai dibatasi oleh lingkungan mereka dapat
menguasai. Juga,
demikian pula, masyarakat modern yang luas, mampu mengatasi kisaran yang
melebar dari lingkungan dan masalah.
Lebih
khusus lagi, dalam bidang ekonomi, modernisasi berarti spesialisasi kegiatan
ekonomi dan peran kerja dan pertumbuhan pasar; dalam organisasi sosial-spasial,
modernisasi dimaksudkan urbanisasi, mobilitas, fleksibilitas, dan penyebaran
pendidikan;dalam bidang politik, modernisasi berarti penyebaran demokrasi dan
melemahnya elit tradisional; dalam lingkup budaya, modernisasi berarti tumbuh
perbedaan antara berbagai budaya dan sistem-sistem nilai (misalnya, pemisahan
antara agama dan filsafat), sekularisasi dan munculnya inteligensia baru Secara umum, masyarakat
modern yang dapat menyerap perubahan dan menjamin pertumbuhan yang
berkelanjutan mereka sendiri.
Dalam
pendekatan modernisasi ekonomi,
penekanannya adalah pada perbedaan sosial dan budaya yang luas antara
masyarakat modern dan tradisional,
pemahaman tentang perbedaan-perbedaan ini menjadi dasar kebijakan
pembangunan. Selain pendekatan ekonomi, modernisasi juga dilihat
dari pendekatan psikologis yang melihat dua sisi perbedaan masyarakat
tradisional dan masyarakat modern. perbedaan kepribadian
manusia terhadap kemajuan teknologi dan perubahan sosial. Manusia modern yang tercerahkan ditandai dengan
sifat-sifat seperti rasionalitas, abstractness pengetahuan, berpikir ilmiah,
dan urbanitas.
Perbedaan antara masyarakat
Tradisional dan Modern dalam Peet
sebagai berikut :
Tradisional
|
Modern
|
Tidak mau
menerima ide baru
|
Terbuka terhadap pengalaman
baru
|
Berakar pada tradisi
|
Berorientasi pada perubahan
|
Hanya tertarik pada hal-hal langsung
|
Tertarik pada dunia luar
|
Menolak pendapat yang berbda
|
Menerima perbedaan pendapat
|
Tidak tertarik dengan informasi
baru
|
Ingin mencari informasi baru
|
Berorientasi pada masalalu
|
Berorientasi pada masa sekarang
|
Jangka pendek
|
Perencanaan nilai
|
Tidak percaya terhadap orang
lain
|
Mempercayai orang untuk
memenuhi kewajiban
|
Mencurigai teknologi
|
Nilai keterampilan teknis
|
Menempatkan nilai yang tinggi
terhadap agama
|
Menempatkan nilai yang tinggi
pada pendidikan dan ilmu pengetahuan
|
Hubungan patron klien
|
Menghormati orang lain
|
Partikularstik
|
Universalistik
|
Fatalistk
|
optimistik
|
Secara
singkat, pembangunan ekonomi berasal dari pertumbuhan kepribadian modern.
Orang-orang mengembangkan kebutuhan tinggi untuk mencapai yang puas dengan
perilaku inovatif. Pembangunan berarti mengubah bentuk sosial khas kepribadian
dan mengubah sikap terhadap westernisasi, pendidikan, sekularisasi, paparan
media global, dan sebagainya.
Kritik
terhadap modernisasi
Teori
modernisasi ini mengungkapkan bahwa eropa
memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh Negara lain yakni pada
pada bentuk geografis dalam batasan lingkungan, menegaskan bahwa Eropa menjadi
dominan karena mempunyai karakteristik alam yang unggul, terutama kecerdasan
alami yang besar. Kiblat
terhadap eropa yang awalnya dinilai sebagai keunggulan geografis dkritik oleh
Blaut yang menyatakan Eropa tidak unggul ke daerah lain
sebelum tahun 1492,
kolonialisme dan kekayaan dijarah dari masyarakat Dunia Ketiga (bukan
rasionalisasi) adalah faktor-faktor dasar yang mengarah meningkatnya negara-negara Eropa.
Teori
modernisasi dikritisi dari konsep yang difokuskan pada pada
konsep Rostow yaitu proses universal dari modernisasi (itu berarti, sejarah
tidak dapat berubah tetapi akan sama di setiap tempat dan waktu), ide nya
tentang tahapan untuk pembangunan (konsumsi massa yang tinggi) dan
etnosentrisnya (setiap orang harus mengikuti orang Inggris dan Amerika). Ekonomi dan
etika pada awalnya dinilai mampu mengurangi angka kemiskinan ekstem di dunia.
Dengan bantuan ekonomi dari Negara maju terhadap Negara miskin di dunia ketiga
diharapkan masyarakat mampu menjejakkan kaki ke anak tangga pembangunan. Namun
kritik terhadap pernyataan ini adalah sangat diragukan
bahwa bantuan asing dapat menghentikan kemiskinan. Tentang etika yang diungkapkan Sachs
menyatakan bahwa manfaat dan bantuan luar negeri semua ditujukan pada
kepentingan mereka sendiri, negara-negara kaya berinvestasi di negara miskin
demi keamanan mereka sendiri, untuk mencegah pemerintahan yang gagal. Untuk mencegah
orang miskin menjadi teroris.
Kesimpulannya
dari paradigma modernisasi yang diungkapkan dalam
Richard Peet dan Pieters adalah
moderniasi memang membawa dampak besar dalam perubahan
struktur masyarakat, masyarakat yang ingin maju membuka
perbatasan dan membiarkan adanya perubahan didalamnya. Masyarakat menjadi
bagian dari dari sistem kapitalisme global, harus mendorong perusahaan
multinasional, teknologi maju, dan kegiatan ekonomi berbasis ekspor serta harus menarik bantuan
dari negara dan privatisasi, dan memungkinkan pasar untuk melaksanakan disiplin
ekonomi. Modernisasi dapat diatasi melalui alternatif yang lebih meyakinkan dan
persuasif, alternatif diambil dari sudut pandang kelompok-kelompok yang didasasarkan pada kritik
terhadap konsep pembangunan.
0 komentar:
Posting Komentar